BUNDA
bunda..
janganlah kau menangis
biarkan hidup terus mengalir
nanti kan datang saatnya
ketika kebahagiaan menjadi milikmu
milik kita....
bunda...
hapus airmatamu
jangan tangisi seseorang
yang takkan pernah ada untukmu
bunda..
teruslah berjuang
demi kita
demi hidup kita...
HIDUP
hidup tak selalu terasa manis
seperti seporsi es krim...
hidup kadang pahit,
kadang keras,
kadang perih,
namun disela-selanya
kutitipkan asa
sebuah impian
akan kebahagiaan
hidup tak selalu terasa lezat
bagai gigitan apel
yang habis sepotong demi sepotong
kadang ada airmata,
kadang ada isak tangis,
dan keluh kesah..
namun diantaranya
kutitipkan harapan
menggapai sebuah senyuman
menjalani hari demi hari
KAU
detik demi menit
berputar dengan cepat
tanpa pernah kita sadari,
tiba-tiba,
esok hari telah disini
sementara..
aku masih disini
dalam sebuah penantian
bilakah kau kembali?
AIRMATA
segenggam air mata sunyi
kuteteskan perlahan
sementara kau terus
percikkan riak-riak ketenangan
yang tak terperi
dalam labirin otak sepi ini...
hari ini
dan selalu,
dalam hati,abadi
dekap tanganmu di awan
nurani hati nurani
SEKUNTUM MATAHARI SENJA INI
kususuri selintas mimpi
kunikmati separuh senja
kupetikkan sekuntum matahari
untukmu...
yang kutitipkan seutas hati...
disekujur indahmu..
KERINDUAN
kujejakkan jemari hari
di atas batu kali
sambil coba nikmati..
sebuah kerinduan hati...
SUNYI
mestinya sunyi itu keheningan
yang pekat
kosong tanpa suara
tapi kerinduan akan
orang-orang yang terkasih
adalah sunyi
yang gemerisik pada helai daun,
tanah dan udara...
Banyak rindu untukmu !
PERAHUKU
perahuku meliuk
arungi waktu'
alunan gemericik damai
tersirat di setiap
gelombang kehadiranmu..
akankah perahuku
membentur batu?
sambil tak peduli,
perahuku terus meluncur
nikmati indahnya
senandung hari...
KUPU-KUPU
seekor kupu-kupu
patah sayap...
menangis sepi
diujung dahan
seekor kupu-kupu
tak kuasa pergi
dengan luka diri
terbunuh sepi...
ingin ia terbang kembali
dengan sisa-sisa harga diri
mengepakkan sayap patahnya
semoga tak tambah luka...
RINDUKU
rinduku,
adalah seranting kayu
yang ditumpuk menjadi
seikat keinginan
tuk segera
memandang ke dalam
kelopak matamu..
MENTARI
telah kuikhlaskan
mentari pergi dari jiwaku
walau pernah ada suatu saat'
ketika perih itu datang
rasa dicampakkan..
ketika tunas mulai mengakar kuat
namun kusadari,
mentari bukan milikku
ia milik semesta
akan pergi ketika tiba saatnya
dan berharap....
mentari lain akan menyinariku kembali
No comments:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan BAIK: dan SOPAN:.
Dimohon untuk tidak berkomentar SPAM: karena komentar akan dihapus.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA...JANGAN BOSAN BOSAN DATANG KE BLOG INI: